tag:blogger.com,1999:blog-57146944776389167982024-03-13T02:13:35.034-07:00CakrawalaCakrawala for Culturehttp://www.blogger.com/profile/03190103177373325385noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-5714694477638916798.post-59524192736588551152009-01-09T02:48:00.000-08:002009-01-09T02:52:34.904-08:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCyGRvDyi7do3_3JEPK6VOkHATN9KeQM32SyrCJ6FHLeg821VBJYkxpPE_oHTRvLtmq8Sbih52t9TeuEPFNTSXRexuWHhequqAMLLy6nY6HWvZ0fKnfEyPsf4R0LPZ680QyifLEWAnRLvD/s1600-h/5.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 220px; height: 313px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCyGRvDyi7do3_3JEPK6VOkHATN9KeQM32SyrCJ6FHLeg821VBJYkxpPE_oHTRvLtmq8Sbih52t9TeuEPFNTSXRexuWHhequqAMLLy6nY6HWvZ0fKnfEyPsf4R0LPZ680QyifLEWAnRLvD/s320/5.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5289244989131723810" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVQEJWYntVFsDduEipp8hLNfkfvFL4BI7xpTkOqUGbxYw7ZLjR2VpHzEAgvNJyVNSMPExzwe3B_H25f-1WEevbNW8VVJof7cEwhlOqKT5Qx3NuS2IlpNxmclbxKSw2HFhD-m2IvVUAO3k_/s1600-h/4.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 193px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVQEJWYntVFsDduEipp8hLNfkfvFL4BI7xpTkOqUGbxYw7ZLjR2VpHzEAgvNJyVNSMPExzwe3B_H25f-1WEevbNW8VVJof7cEwhlOqKT5Qx3NuS2IlpNxmclbxKSw2HFhD-m2IvVUAO3k_/s320/4.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5289244985569481522" border="0" /></a>Cakrawala for Culturehttp://www.blogger.com/profile/03190103177373325385noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5714694477638916798.post-29240040170509265412009-01-09T02:46:00.000-08:002009-01-09T02:47:07.634-08:00grebeg singosari<p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm;" align="justify"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Grebeg Singosari</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> merupakan sebuah ritual budaya untuk </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >mengingat kebesaran sejarah Singosari masa</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >lalu</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">. “</span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Sejarah tidak boleh ditinggalkan</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">” </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >ujar Sugiyanto</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> dari MTC, Malang Tourism Center, yang mengaku bersama-sama para seniman dan pejabat Pemkab menggodok gagasan itu. </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Ingatan tentang Singosari rupanya</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >dianggap penting oleh sebagian orang demi meromantisir kebesaran masa lalu.</span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm;" align="justify"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Menurut Purnadi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Malang ke 1248 tanggal 30 November, Dinas Pariwisata Kabupaten Malang telah menyusun untuk mengadakan kembali acara Grebeg Singosari.<br />“Ini merupakan even tahunan dan even nasional dalam rangka menyongsong hari jadi kabupaten Malang,”ujarnya.(Rabu22/10/2008)</span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm;" align="justify"> <span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Seperti Grebeg</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Singosari adalah nama sekaligus ikon yang layak jual, meski pentas tradisi yang tampil tak harus menghadirkan warisan</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >tradisi masyarakat lokal, apalagi masa lalu Singosari</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">. </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Mau tidak mau kesan inilah yang bisa didapat dari hiruk pikuk</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >berlangsungnya perayaan Grebeg Singosari.</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >DKKM</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> (</span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Dewan Kesenian Kabupaten Malang</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">) </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >dan Seniman Malangan Kesan pengutamaan gaung lewat</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >ikon-ikon besar makin menguat ketika rencana DKKM mementaskan tradisi seni</span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US"> </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Malangan.</span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm;" align="justify"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">Acara grebek singosari ini benar </span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">-benar menarik pasalnya acara bisa menampilkan sebuah model ritual yang mengingatkan kita kembali akan sebuah sejarah kekayaan budaya, dan kejayaan kita di masa lampau. Dan di grebek singosari ini bisa di bilang sanggup menciptakan dan merekontruksi sebuah sebuah jaman, dan di tampilkan melalui parade dengan nuansa singosari, sehingga kita bisa mengingat dan melihat sejarah kita jaman dahulu </span></span> </p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm;" align="justify" lang="en-US"> <span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Dalam acara ini banyak menampilkan gambaran-gambaran yang menarik, mulai dari kereta kencana, barisan plajurit, jajaran patih dan kesenian tari-tarian yang bisa di bilang kita tidak akan bosan di buatnya dengan menyaksikan grebek singgosari kita bisa berimajenasi, bagaimana rekontruksi budaya kita dahulu silam. Pawai yang di ikuti oleh ratusan orang dengan berbagai macam dandanan ala kerjaan singosari ini Benar-benar menjadi sebuah suguhan hiburan serta pengetahuan tersendiri bagi masyarakat sekitar</span></p> <p align="justify"> <span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">D</span></span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >alam acara tersebut juga diadakan festival bantengan yang ternyata sangat diminati dan diinginkan oleh masyarakat untuk diadakan dalam acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang.<br />Purnadi menambahkan, Pemkab Malang akan mendatangkan kereta kencana dari Yogyakarta yang akan digunakan oleh Bupati Malang untuk rute perjalanan dari Polres Malang sampai Stadion Kanjuruhan Malang. </span><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span lang="en-US">Dengan di adakanya acara grebek singosari ini semua pihak berharap agar semua generasi muda bisa lebih menghargai dan mengapresiasi budaya kita.(teks tony, foto by: arif n rusyda)</span></span></p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"><br /></p>Cakrawala for Culturehttp://www.blogger.com/profile/03190103177373325385noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5714694477638916798.post-10674066783223264212009-01-09T02:37:00.000-08:002009-01-09T02:44:10.478-08:00Ritual Unan-Unan<div style="font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" > Upacara Unana-Unan oleh masyarakat Tengger diadakan setiap 5 tahun sekali, upacara ini bertujuan untuk menjaga keselamatan desa. Konon pada jaman dahulu ada 3, Buta Kala (raksasa) yang sangat serakah dan selalu mengganggu setiap gerak-gerik manusia. Disamping 3 raksasa yang jahat ada beberapa raksasamempunyai sifat baik, Raksasa tersebut diberi sesaji yang sederhana sudah mau menerima asal orang yang memberi sesaji (selamatan) membuat “tamping”. Tetapi untuk 3 raksasa yang jahat tidak mau diberi “tamping” yang sederhana. Ketiganya tetap mengganggu ketentraman masyarakat, akhirnya ada seseorang yang menjanjikan suatu hadiah bagi ketiga raksasa itu berupa kepala kerbau.Buta Galungan, Buta dungulan, Buta amangkurat</span><br /><br /> Ketiga raksasa itu disebut “Sangkala Tiga” atau kejahatan yang tiga. Untuk menumbuhkan kesadaran dan keyakinan serta kekuatan iman, dibangunlah “Abiyakala” yaitu upacara penyucian diri dari kegelapan (awidya), sehingga upacara Unan-unan merupakan kurban “Buta Yatnya” <br /></div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" > Secara etimologi kata Uana-unan berasal dari kata “nguna” berarti melangkah atau menuju. Jadi arti Unan-unan adalah melangkah atau menuju kesempurnaan hidup dengan jalan mengadakan penghormatan terhadap mahluk halus, serta mengadakan hubungan yang harmonis dengan “Tri Hita Karana”.<br /> Secara historis Unan-unan merupakan suatu upacara pemberian kurban atau upah kepada Buta Kala (Raksasa), agar tidak mengganggu ketentraman dunia dengan segala isinya. Upacara Unan-unan itu ada persamaanyya dengan upacara “Buta Yadnya” dalam ajaran agama Hindu.</span></p><div style="font-family: lucida grande; text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" >Rangkaian upacara Unan-unan</span></p><div style="font-family: lucida grande; text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" >Jalannya upacara dipimpin oleh seorang Dukun, dengan tata urutan upacara sebagai berikut : Duwa Dandosan Resik Dusun atau Mantra (Japa) persiapan bersih desa, Mapah Astadala atau delapan penjuru yaitu do’a yang ditujukan kepada Dewa yang ada di delapan arah. Ujub ngayomi leluhur desa yaitu do’a yang bditujukan kepada “cikal-bakal” pendiri desa dengan memberikan penghormatan kepadanya.</span></p><div style="font-family: lucida grande; text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" >Perlengkapan upacara unan-unan</span></p><div style="font-family: lucida grande; text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande; text-align: justify;"><span style="font-size: 9pt;font-size:85%;" >Sesaji yang diperlukan dalam upacara unan-unan meliputi :Kloso anyar (tikar baru) Sekul (nasi) rohan sebanyak 100 takir, Suruh ayu, gedang ayu, jambe ayu, Sate kerbau sebanyak 100 biji, Racikan yang jumlahnya serba 100,dan Kepala kerbau</span></p> <p style="margin-left: 1.91cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%; font-family: lucida grande;" align="justify"><br /></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"> </div>Cakrawala for Culturehttp://www.blogger.com/profile/03190103177373325385noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5714694477638916798.post-22018870932672699082009-01-05T04:23:00.001-08:002009-01-05T04:23:59.795-08:00cakrawala magazine is culture magazineCakrawala for Culturehttp://www.blogger.com/profile/03190103177373325385noreply@blogger.com0